BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »
Welcome Myspace Comments


Hallo teman2,,,Selamat datang ke Q-Tine.blogspot.com yach...!!! GBU All ^o^

Senin, 07 Desember 2009

Seminar Advanced Topic Of IS 5

Hari / Tgl : Rabu / 02 Desember 2009
Judul : BroadBand Technology
Pembicara : Teja, S. Kom

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BroadBand Technology


Pengenalan Internet Broadband dan Jenis-jenis koneksi yang ada

Para pengguna Internet khususnya di Indonesia sudah mulai melirik broadband sebagai media komunikasi Internet utamanya. Jangan bandingkan dengan di luar negeri yang untuk perumahan pun sudah menggunakan broadband berkecepatan super.

Selama masa perjalanannya, jaringan Internet broadband cukup banyak berkembang baik dari segi teknologinya maupun produk-produknya yang dilempar ke pasaran oleh penyedia jasa Internet. Tren produk broadband dari waktu ke waktu semakin membuat internet terasa murah saja, meskipun kualitasnya tidak selalu dijamin bagus. Teknologi broadband memang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi meluasnya penggunaan Internet.

Jika di luar negeri banyak yang sudah merasakannya, di Indonesia mungkin ada sebagian pengguna dan pehobi komputer yang tahu saja tidak tentang Internet broadband beserta teknologi dan produknya. Maka itu, tidak ada salahnya teknologi ini kita review kembali dengan cakupan yang lebih bersifat umum dan general. Meskipun belum bisa merasakannya, paling tidak sudah ada gambaran mengenai apa sih sebenarnya teknologi Internet broadband yang banyak disebut-sebut di kota besar.

Mengapa Broadband?
Teknologi Internet broadband secara umum didefinisikan sebagai jaringan atau servis Internet yang memiliki kecepatan transfer yang tinggi karena lebar jalur data yang besar. Kecepatan transfer yang biasa dijanjikan oleh servis broadband adalah sampai sekitar 128 Kbps atau lebih. Meskipun jalur data yang disediakan untuk penggunanya sangat lebar, teknologi Internet broadband biasanya jalur ini akan dibagi dengan pengguna sekitarnya. Namun jika tidak ada yang menggunakan, maka Anda akan menggunakan sepenuhnya jalur lebar tersebut. Meski tidak selalu demikian kondisinya, namun tren broadband di Indonesia memang demikian.

Jaringan Internet broadband dapat digunakan oleh banyak kalangan, mulai dari pelajar, pehobi game, sampai dengan kantor-kantor kecil dan kantor cabang yang ingin terkoneksi dengan kantor pusatnya dengan kecepatan cukup tinggi. Mengapa mereka harus mempertimbangkan broadband?

Broadband menjadi begitu terkenal tidak lain karena teknologi jaringan Internet umum seperti dial-up sudah tidak memadai lagi untuk digunakan dalam aplikasi saat ini. Pada umumnya, aplikasiaplikasi tersebut menuntut Internet yang berkecepatan tinggi dengan waktu tempuh data yang tidak lama. Maka dari itulah, broadband berkembang sebagai solusi yang tepat dengan kemampuannya dan juga keekonomisannya.

Broadband dapat dikatakan koneksi yang cukup ekonomis, karena dengan membayar biaya yang relatif murah, Anda bisa mendapatkan koneksi Internet yang cukup cepat meski tidak seterusnya bisa demikian. Dengan biaya yang tidak terlalu besar, Anda bisa menjalankan berbagai macam aplikasi boros bandwidth, namun tidak dijamin kelancarannya ketika banyak pengguna sedang terkoneksi.

Selain itu, coverage area dari koneksi broadband juga sering menjadi kelemahannya. Area coverage dari teknologi ini memang belum bisa terlalu luas karena memang ada keterbatasan teknis. Di sinilah nilai plus dan minus nya produk Internet broadband.

Apa Saja Teknologi Broadband yang Ada?
Teknologi broadband yang paling umum digunakan di Indonesia untuk menghantarkan koneksi Internet untuk Anda adalah teknologi DSL, teknologi Cable, dan fixed wireless. Masing-masing media memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri yang justru menjadikan opsi bagi yang ingin menggunakannya. Semua akan dibahas satu per satu di sini.
1. Teknologi DSL (Digital Subscriber Line)
DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama ada untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL masih aktif.

Teknologi DSL dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat bernama DSLAM (DSL Access Multiplexer). Perangkat inilah yang membuat media koneksi berjalan menggunakan teknologi DSL dan menjadi pusat terminasi. DSL biasanya menggunakan sinyal frekuensi dengan range yang cukup tinggi, yaitu hingga 1 MHz. Masing-masing tipe DSL berbeda-beda dalam hal penggunaan frekuensi. Sebagai contoh teknologi ADSL menggunakan frekuensi 20 KHz sampai 1 MHz.

Dengan bekerja pada frekuensi ini, ADSL tidak akan mengganggu sinyal suara yang juga dibawa dalam media ini. Jadi, pengguna masih tetap dapat melakukan peneleponan sementara koneksi Internet juga tetap berjalan. Lain halnya dengan DSL jenis Single-line

DSL yang menggunakan frekuensi yang sama dengan sinyal suara. Dengan spesifikasi ini, maka pelanggan DSL jenis ini tidak akan dapat melakukan peneleponan ketika ber-Internet.

Namun, teknologi DSL juga bukan tanpa kekurangan. Kekurangan pertama, teknologi DSL pada keadaan normal memiliki area coverage maksimal sebesar 5,5 km saja. Dengan adanya batasan ini, masih banyak area yang belum bisa dijangkau. Selain itu, tidak semua kantor sentral otomat (STO) dibuat untuk mendukung teknologi DSL, sehingga area-area tertentu belum bisa menikmatinya sampai terpasangnya perangkat DSLAM di STO tersebut.

Tipe-tipe DSL
Teknologi DSL memang berkembang cukup cepat. Dari perkembanganya itu, teknologi DSL terbagi-bagi menjadi lebih dari satu tipe. Semua tipe tersebut memiliki ciri khas dan keunggulannya masing-masing. Berikut ini adalah tipe-tipe koneksi broadband mengadopsi teknologi DSL yang umum digunakan saat ini:
- Asymmetric DSL (ADSL)
Yang dimaksud dengan kata Asymmetric DSL adalah teknologi ini memberikan kecepatan transfer data yang berbeda antara proses pengiriman data (upload) dan penerimaan data (download). Karena ketidaksamaan inilah, maka diberikan istilah Asymmetric untuk teknologi ini. Biasanya kecepatan downloading data akan lebih besar daripada uploading, mengingat lalu-lintas data Internet khususnya untuk level pengguna akhir lebih banyak men-download.

Tipe DSL seperti ini memang sengaja diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna level perumahan, di mana traffic menerima data lebih besar daripada melakukan pengiriman. Kondisi seperti ini sangat cocok untuk aplikasiaplikasi level pengguna akhir seperti misalnya melakukan download musik dan film, surfing, online games, menerima e-mail, dan banyak lagi. ADSL menyediakan koneksi upstream yang relative lambat karena biasanya koneksi ini hanya digunakan untuk melakukan permintaan data ke Internet. Dengan adanya spesifikasi seperti ini, harga servis ADSL bisa ditekan semurah mungkin sehingga terjangkau oleh pengguna rumahan.

- Symmetric DSL (SDSL)
Kebalikan dari Asymmetric, Symmetric DSL merupakan koneksi yang memiliki spesifikasi jalur upload dan download yang sama persis keduanya. Jaringan dengan spesifikasi seperti ini sangat cocok digunakan untuk keperluan aplikasi komersial, di mana pengguna akhir juga memiliki kemampuan untuk mengirim data dalam jumlah besar ke Internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk aplikasi seperti pengiriman e-mail besarbesaran dengan attachment yang besar, melakukan upload informasi ke Internet, membuat web server, FTP server, dan banyak lagi. Biasanya servis jenis ini harganya lebih mahal daripada ADSL dan sangat cocok untuk keperluan perusahaan.

-G.SHDSL
Teknologi DSL yang satu ini dapat melayani penggunanya dengan fitur multi-rate (kecepatan yang dapat berbeda-beda), multi-service, dengan jarak jangkauan yang lebih panjang dari teknologi DSL yang lainnya, dan dapat dikuatkan sinyalnya sehingga dapat berjalan sangat jauh. G.SHDSL ini dapat memberikan penggunanya kecepatan transfer mulai dari 192 Kbps sampai dengan 2,3 Mbps. Teknologi ini diklaim dapat memberikan jarak jangkauan 30 persen lebih besar daripada teknologi DSL lainnya yang ada saat ini. Teknologi ini diharapkan nantinya dapat menggantikan implementasi dari SDSL yang ada saat ini.

- Integrated Service Digital Network DSL (IDSL)
Dari namanya saja, mungkin Anda sudah dapat menduga bahwa teknologi DSL yang satu ini merupakan perpaduan fitur antara teknologi ISDN dengan DSL. Seperti halnya ISDN, IDSL menggunakan satu pair kabel untuk mentransmisikan data secara full duplex dengan kecepatan hingga 144 Kbps. IDSL pada dasarnya adalah sebuah line ISDN BRI yang digunakan sebagai jalur leased line, dengan kata lain jalur ISDN BRI yang tidak perlu di-switch penggunaannya. Jalur IDSL ini tidak memiliki channel signaling seperti ISDN yang sesungguhnya. Jalur ini dapat dikonfigurasi dengan kecepatan 64 Kbps, 128 Kbps, atau 144 Kbps.
IDSL hanya digunakan untuk membawa komunikasi data saja, tidak seperti ISDN yang juga bisa digunakan untuk suara. IDSL sangat ideal untuk digunakan di kantor-kantor cabang karena sinyalnya bisa dikuatkan persis seperti ISDN. Sistem billing-nya juga tidak seperti ISDN karena IDSL biasanya dibanderol dengan harga tetap (Flat price).

- Very-high-data-rate DSL (VDSL)
VDSL dapat menghantarkan data penggunanya mulai dari 13 Mbps sampai dengan 52 Mbps downstream dan 1,5 hingga 2,3 Mbps upstream hanya dengan menggunakan satu pasang kabel tembaga twisted. Jarak jangkauan dari teknologi inilah yang menjadi kelemahannya, karena jarak maksimalnya hanya sejauh 1,3 km saja.

- High-data-rate DSL (HDSL)
Teknologi HDSL memiliki kecepatan transfer data yang sama dengan jaringan E1 saat ini. Maka dari itu, HDSL memang telah banyak digunkan oleh penyedia jasa jaringan untuk menggantikan jalur-alur E1 mereka yang relatif lebih mahal biaya penyediaannya. HDSL dapat beroperasi melayani penggunanya dalam jarak 3,6 km saja. Namun, repeater atau penguat dapat Anda pasang untuk memperpanjang jangkauannya.

2. Teknologi Cable
Cikal bakal teknologi Internet Cable sebenarnya dimulai dari pemenuhan kebutuhan konsumen akan siaran televisi yang berkualitas. Asal usul kata Cable sendiri pun berasal dari kata Community Antenna Television (CATV) yang kemudian lebih banyak disebut orang sebagai Cable TV. Untuk memastikan perangkat TV biasa dapat digunakan untuk Cable TV, teknologi ini memindahkan sinyal-sinyal radio yang biasa di broadcast di udara menjadi berbentuk sinyal-sinyal yang dapat dilewatkan didalam bungkusan kabel Coaxial.

Dengan semakin meluasnya penggunaan Cable TV ini serta kebutuhan Internet yang semakin booming, maka dimanfaatkanlah infrastruktur Cable TV ini untuk melewatkan data. Bahkan di beberapa negara juga melewatkan sinyal-sinyal telepon. Dengan demikian, para penyedia jasa jaringan Cable bias mengeruk profit lebih banyak dari infrastruktur yang telah mereka buat dengan biaya yang cukup mahal.

Beberapa keuntungan yang akan didapat pengguna dari adanya teknologi Cable adalah sebagai berikut:
Teknologi Cable yang melewatkan koneksi Internet dapat memungkinkan penggunanya melakukan koneksi VPN ke kantor pusat secara non-stop, sehingga pengguna bagaikan memiliki jalur pribadi sendiri dengan koneksi yang tanpa henti.

Kecepatan transfer yang relatif tinggi dipadukan dengan harga yang tidak terlalu mahal memungkinkan pengguna yang berkantor di rumah dapat menikmati Internet cepat juga.

Teknologi TV Cable plus Internet dapat menciptakan servis baru, yaitu TV Interaktif.

Penyedia jasa Cable dapat membuat servis VOIP melalui infrastrukturnya tersebut, sehingga pengguna bisa menikmati juga telepon ekonomis dari media kabel yang sama, tidak perlu berlangganan media lain lagi.


Kata "Cable" sebenarnya juga merujuk kepada media pembawanya yang berjenis kabel coaxial. Dalam membuat bentangan Cable yang sangat jauh jaraknya, biasanya digunakan amplifier atau penguat sinyal untuk tetap menjaga keutuhan sinyal selama di perjalanan. Amplifier akan dipasang pada bentangan kabel coaxial kurang lebih setiap jarak 610 meter. Sinyal yang dikuatkan adalah sinyal frekuensi 50 sampai 860 MHz. Lebar frekuensi ini digunakan untuk sinyal TV analog, TV digital dan layanan komunikasi data.

Dengan hitungan ini, maka setiap 30 kilometer area coverage, kabel Coaxial membutuhkan penguat sebanyak kurang lebih 50 buah amplifier sepanjang jalan. Tentunya arsitektur seperti ini akan cukup merepotkan para administratornya dalam me-maintain-nya. Akan banyak sekali problem dan kendala dalam menggunakan sistem ini. Maka dari itu, saat ini arsitektur jaringan Cable tidak lagi dibuat menggunakan murni media Coaxial, namun dibuat juga menggunakan bentangan media fiber optik.

Media fiber optik digunakan dengan tujuan untuk akan meniadakan amplifier sinyal, membawa siyal dengan lebih bersih, kecepatan transfer yang lebih tinggi dan dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan kabel coaxial biasa. Dengan adanya semua kelebihan ini, kendala dan problem yang ada di jaringan Cable dapat jauh berkurang sehingga pelanggan lebih nyaman dalam menonton TV maupun ber-Internet.

Namun, media fiber optik tidak ditarik sampai ke lokasi pelanggan, karena media ini hanya bertugas sebagai backbone link saja. Untuk mendistribusikan informasi sampai ke pengguna, arsitektur jaringan Cable pada umumnya masih mempercayakan media Coaxial. Jadi, arsitektur jaringan seperti ini yang merupakan perpaduan Fiber dan Coaxial dinamai dengan istilah Hybrid Fiber Coax (HFC).

Broadband Memang Nyaman
Sekilas mengenai teknologi broadband sudah dibahas di atas. Teknologi DSL dan Cable memang yang saat ini sedang digandrungi oleh banyak pengguna. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Dari sinilah segmentasi produk broadband terbentuk. Teknologi DSL tampaknya lebih cocok digunakan di segmen korporat ataupun SOHO yang cukup besar traffic datanya. Sedangkan, teknologi Cable lebih cocok digunakan oleh perumahan yang membutuhkan hiburan tambahan dan juga koneksi Internet.

Aplikasi Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access)
Teknologi

Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) adalah teknologi komunikasi data nirkabel tingkat lanjut yang dikembangkan untuk meningkatkan performa dan kapasitas serta jangkauan layanan. Standar yang menjadi basis pengembangan WiMAX didefinisikan sebagai IEEE 802.16. Dalam dua tahun terakhir standar ini telah mengalami perubahan beberapa kali dan saat ini telah dihasilkan sejumlah produk yang berbasis 802.16-2004 yang telah diratifikasi.

WiMAX memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknologi Wireless LAN (WLAN) sebelumnya dalam banyak hal. Kapasitas yang mampu diselenggarakan WiMAX mencapai 40 Mbps per kanal untuk aplikasi fixed (tetap) dan portable (berpindah) dan mampu melayani luas area hingga 10 km. Dengan kapasitas sebesar ini WiMAX dapat melayani ratusan fraksional saluran broadband wireless akses setara E1 (2 Mbps) dan T1 (1,5 Mbps) serta ribuan mobile gadget (perangkat komputasi bergerak, seperti PDA, notebook) dengan kapasitas 15 Mbps pada radius sel seluas 3 km. WiMAX juga memiki kemampuan mengatasi hambatan transmisi secara fisik. Teknologi ini disebut Near Line Of Sight (NLOS).

Frekuensi yang akan dipergunakan oleh WiMAX adalah license-exempt band (pita bebas lisensi) di 2.5 GHz, 3.3 GHz hingga 3.8 GHz dan 5.7 hingga 5.8 GHz band. Di Indonesia, semua band frekuensi yang disebutkan masih digunakan oleh berbagai aplikasi berlisensi, misalnya untuk layanan TV satelit digital berbayar (2.5 GHz), transmisi VSAT C Band (3.4 GHz – 4.2 GHz) dan layanan Broadband Wireless Access (3.7 GHz – 3.9 GHz). Sehingga implementasi WiMAX di Indonesia memerlukan pengkajian dan alokasi frekuensi yang tepat dan bebas lisensi, sesuai semangat yang dikembangkan oleh teknologi ini.

Standar teknologi WiMAX memang ditentukan oleh IEEE dan ETSI HiperMAN, namun ada sebuah organisasi yang disebut WiMAX Forum beranggotakan sekitar 200 perusahaan operator, perusahaan komponen (chipset) dan perangkat telekomunikasi yang mempromosikan, memberikan sertifikasi kompatibilitas dan interoperabilitas perangkat broadband wireless access yang mengacu pada standar IEEE 802.16 dan ETSI HiperMAN. WiMAX Forum didirikan untuk membantu menghilangkan penghalang bagi adopsi teknologi dalam skala luas bagi teknologi Broadband Wireless Access (BWA), karena standar saja tidak cukup untuk mendorong adopsi teknologi karena diperlukan juga interoperabilitas yang memungkinkan semua perangkat bekerja pada satu standar saja.

Teknologi ini dalam waktu dekat akan komplementer dengan WiFi (Wireless LAN) untuk aplikasi komunikasi data dan 3G untuk selular. Konvergensi ini telah disepakati oleh para produsen dan pengujian perangkat pertama dilakukan pada bulan Juli 2005 ini. WiMAX Forum telah menentukan pusat laboratorium uji di Spanyol dan akan memiliki cabang regional di sejumlah tempat untuk memastikan agar setiap produsen memiliki akses terhadap fasilitas pengujian sehingga mempercepat peluncuran produk di pasaran.

Generasi pertama CPE yang telah mendapat WiMAX Forum Certified akan berupa outdoor subscriber stations yang harus diinstalasi oleh teknisi, dengan bentuk semacam satellite dish ukuran kecil. Direncanakan akan tersedia pada akhir 2005/awal 2006 dengan harga sekitar $350. Generasi kedua CPE akan berupa perangkat indoor yang bisa dipasang sendiri oleh pengguna seperti cable modem atau DSL modem dengan harga sekitar $250 dan direncanakan tersedia pada 2006. Generasi ketiga CPE akan terintegrasi dalam laptops atau perangkat portable lain, diperkirakan harganya sekitar $100 dan baru akan tersedia pada 2006-2007.

Aplikasi WiMAX
Teknologi WiMAX diharapkan mampu mengisi celah kekosongan pada pasar yang belum terlayani oleh teknologi lain. Seperti telah diketahui, teknologi kabel (DSL, Cable Modem) tidak bisa menjangkau ke semua wilayah, mahal dan butuh effort yang sangat tinggi untuk menyelenggarakannya karena diperlukan penggalian, menanam kabel dan menyesuaikan dengan rencana tata ruang kota.

Sementara teknologi wireless yang sudah tersedia saat ini adalah WiFi, namun luas layanan dan kapasitasnya terbatas. WiFi HotSpot misalnya hanya melayani area seluas maksimal 100 meter (indoor). Sedangkan aplikasi outdoornya hanya mampu melayani area seluas 3 – 5 km dengan kapasitas dan throughput yang rendah, sehingga densitasnya pun kecil. Belum termasuk kemungkinan adanya interferensi, mengingat fitur teknologinya juga terbatas.

WiMAX, ditujukan untuk menggabungkan teknologi eksisting (DSL, Cable) dan WiFi baik indoor maupun outdoor. WiMAX bisa digunakan sebagai backhaul atau backbone utama yang menghubungkan antar BTS, HotSpot. WiMAX juga dapat dikembangkan sebagai repeater baik untuk WiFi maupun DSL/Cable. Sedangkan ketika perangkat CPE, mobile gadget WiMAX ready tersedia di pasar, maka perangkat WiMAX bisa menjadi Access Point (AP).

Kapasitas WiMAX sebagai media transport cukup besar dan memungkinkan penggunaan aplikasi yang lebih luas dan mungkin jenis layanan baru. Misalnya untuk layanan video on demand, live streaming maupun VOIP (Voice Over Internet Protocol). Diharapkan nantinya WiMAX akan mampu menyelenggarakan layanan broadband setara DSL/Cable sampai ke tingkat pengguna akhir serta melayani keterbatasan ketersediaan infrastruktur carrier di daerah dalam waktu singkat, mudah dan murah.

Yayasan AirPutih, sebuah organisasi relawan TI pada saat ini telah menjalankan teknologi Pre-WiMAX di daerah bencana Aceh. Pengujian yang dilakukan, cukup memuaskan, karena teknologi Pre-Wimax ini pada coverage area tertentu mampu menembus penghalang (obstacle) . Sehingga isu NLOS tersebut dapat dikonfirmasi. Sedangkan sebagai perangkat backhaul link teknologi Pre-Wimax terbukti dapat menghasilkan throughput mencapai 7–15 Mbps pada jarak 10 km.

Versi Inggris


Definition

• a networking technology,
• uses a large part of the electromagnetic spectrum,
• higher throughput rates than baseband,
• usually employ frequency/time division multiplexing, AND
allow multiple, independent communications to proceed
simultaneously over a single underlying medium

Fixed Line Technologies
• Digital Subscriber Line (DSL)
• Cable Modem & Cable TV – Hybrid Fiber Coax (HFC)
• Fiber to the Home/Curb (FTTH/FTTC)
• Broadband over Powerlines (BPL)

Wireless Technologies
Line-of-sight (LOS)
• Microwave links
• LMDS (Local Multipoint Distribution Service)
• FSO (Free Space Optics)
• Satellite

Non LOS (NLOS)
• MMDS (Multichannel Multipoint Distribution Service)
• GSM (Global System for Mobile Communications)
• CDMA (Code Division Multiple Access)
• WiFi (Wireless Fidelity)
• 3G (Third Generation Mobile Network)
• WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access)

Highlights
• Digital Subscriber Line (DSL)
• Cable Modem & Cable TV – Hybrid Fiber Coax (HFC)
• WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access)

Digital Subscriber Line (DSL)
• over traditional copper telephone lines, plain old telephones system (POTS) that already installed to homes and businesses
• transmission speeds ranging from several hundred (Kbps) to millions of bits per second (Mbps)
• the availability and speed may depend on the distance from home or business to the closest telephone company facility

xDSL Architecture












xDSL Configuration












xDSL Configuration















xDSL CPE












xDSL:
• Asymmetrical Digital Subscriber Line (ADSL) – used primarily by residential customers, such as Internet surfers, who receive a lot of data but do not send much. ADSL typically provides faster speed in the downstream direction than the upstream direction. ADSL allows faster downstream data transmission over the same line used to provide voice service, without disrupting regular telephone calls on that line.
• Symmetrical Digital Subscriber Line (SDSL) – used typically by businesses for services such as video conferencing, which need significant bandwidth both upstream and downstream.
• High-data-rate Digital Subscriber Line (HDSL); and
• Very High-data-rate Digital Subscriber Line (VDSL).

Cable Modem & Cable TV – Hybrid Fiber Coax (HFC)
• Cable modem service enables cable operators to provide broadband using the same coaxial cables that deliver pictures and sound to TV set.
• Most cable modems are external devices that have two connections, one to the cable wall outlet and the other to a computer. They provide transmission speeds of 1.5 Mbps or more.
• Subscribers can access their cable modem service simply by turning on their computers without dialing-up an ISP and can still watch cable TV while using it.
• Transmission speeds vary depending on the type of cable modem, cable network, and traffic load. Speeds are comparable to DSL.


Cable TV, HFC Architecture














HFC Configuration














HFC Stream















WiMax
• WiFi type connectivity over a much greater range wireless access solution
• LOS WiMax: point to point, NLOS WiMax: point to multipoint
• IEEE 802.16 standard
• Fixed, Nomadic, Portable, Mobile
• Radius 3 to 90 km, 75 Mbps per channel for fixed and portable access
• Up to 3 km and 15 Mbps for mobile network



WiMax Architecture














WiMax Configuration














WiMax Configuration













WiMax Evolution













WiMax Timeline













WiMax Frequency Alocation













Complimentary

0 komentar: